KEMISKINAN DAN KESENJANGAN
NAMA:ANDREAS VALENTINUS
KELAS : 1EB18
NPM:21214137
Tugas Softskill Gunadarma
6/7.4 Pertumbuhan,Kesenjangan,dan Kemiskinan
PERTUMBUHAN,KESENJANGAN,DAN KEMISKINAN
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi/Tingkat Kemiskinan di Indonesia:
Kemiskinan menjadi momok dalam masyarakat. Berbagai upaya
dilakukan untuk mengentaskan kemiskinan, tetapi angka kemiskinan tidak turun
secara signifikan. Jumlah penduduk miskin pada tahun 2015 diprediksi mencapai
30,25 juta orang atau sekitar 12,25 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
Kenaikan jumlah penduduk miskin ini disebabkan beberapa faktor, termasuk kenaikan harga BBM, inflasi, dan pelemahan dolar. Presiden Direktur Dompet Dhuafa Ahmad Juwaini mengatakan, berdasarkan kajian, kolaborasi ketga faktor tersebut bisa menambah angka kemiskinan sebesar satu persen.
Jika berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin pada tahun 2014, presentase penduduk miskin di Indonesia mencapai 11,25 persen atau 28,28 juta jiwa, maka pada 2015 ada tambahan penduduk miskin sekitar 1,9 juta jiwa.
Ketimpangan antara penduduk miskin dan penduduk kaya juga semakin terlihat jelas. Koefisien Gini pada akhir tahun 2014 diperkirakan mencapai 0,42. Dari sisi pendapatan, masyarakat Indonesia terbagi atas tiga kelas. Kelas atas sebesar 20 persen, kelas menengah sebesar 40 persen, dan kelas paling bawah mencapai 40.
Pada 2005, kelas terbawah menerima manfaat dari pertumbuhan ekonomi sebesar 21 persen, tetapi pada 2014 menurun menjadi 16,9 persen. Sementara untuk kelas atas, pada 2005 menerima 40 persen dan meningkat menjadi 49 persen dari PDB pada 2014.
Kenaikan jumlah penduduk miskin ini disebabkan beberapa faktor, termasuk kenaikan harga BBM, inflasi, dan pelemahan dolar. Presiden Direktur Dompet Dhuafa Ahmad Juwaini mengatakan, berdasarkan kajian, kolaborasi ketga faktor tersebut bisa menambah angka kemiskinan sebesar satu persen.
Jika berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin pada tahun 2014, presentase penduduk miskin di Indonesia mencapai 11,25 persen atau 28,28 juta jiwa, maka pada 2015 ada tambahan penduduk miskin sekitar 1,9 juta jiwa.
Ketimpangan antara penduduk miskin dan penduduk kaya juga semakin terlihat jelas. Koefisien Gini pada akhir tahun 2014 diperkirakan mencapai 0,42. Dari sisi pendapatan, masyarakat Indonesia terbagi atas tiga kelas. Kelas atas sebesar 20 persen, kelas menengah sebesar 40 persen, dan kelas paling bawah mencapai 40.
Pada 2005, kelas terbawah menerima manfaat dari pertumbuhan ekonomi sebesar 21 persen, tetapi pada 2014 menurun menjadi 16,9 persen. Sementara untuk kelas atas, pada 2005 menerima 40 persen dan meningkat menjadi 49 persen dari PDB pada 2014.
Kesenjangan social Akibat
Kemiskinan
Kesenjangan sosial diartikan sebagai kesenjangan
(ketimpangan) atau ketidaksamaan akses untuk mendapatkan atau memanfaatkan
sumber daya yang tersedia. Sumber daya bisa berupa kebutuhan primer, seperti
pendidikan, kesehatan, perumahan, peluang berusaha dan kerja, dapat berupa
kebutuhan sekunder, seperti sarana pengembangan usaha, sarana perjuangan hak
azasi, sarana saluran politik, pemenuhan pengembangan karir, dan lain-lain.Hal
hal ini Semua Di akibatkan oleh Garis Kemiskinan di suatu Negara.
Hubungan
Pertumbuhan, Kesenjangan, dan Kemiskinan
·
Hubungan antara
Pertumbuhan dan Kesenjangan :
Hipotesis Kuznets. Hipotesis Kuznets timbul setelah dia
melakukan penelitian di beberapa negara secara time series. Dari penelitian
tersebut ditemukan hubungan kesenjangan pendapatan dan tingkat pendapatan per
kapita dalam kurva yang berbentu huruf U terbalik. Kurva tersebut menggambarkan
terjadinya evolusi dari distribusi pendapatan dalam proses transisi dari
ekonomi pedesaan (pertanian) ke ekonomi perkotaan (industri).
·
Hubungan antara
Pertumbuhan dan Kemiskinan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
antara pertumbuhan output agregat atau PDB atau PN maupun pertumbuhan output
sektoral terhadap pengurangan jumlah orang miskin. Ravallion dan Datt (1996) di
India : menemukan bahwa pertumbuhan output di sektor-sektor primer (pertanian)
jauh lebih efektif terhadap penurunan kemiskinan dibandingkan sektor-sektor
sekunder. Kakwani (2001, Filipina) : peningkatan 1% output di sektor pertanian
dapat mengurangi jumlah org yg hidup di bwh garis kemiskinan sedikit di atas
1%. Sedangkan % pertumbuhan yg sama di sektor industri dan jasa hanya
mngakibatkan pengurangan kemiskinan 0,25 – 0.3%.
Sumber referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar